Minggu, 03 Februari 2013

PENYULUHAN GAKY DAN TES GARAM KELUARGA



Glagahombo (21/1) Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang merupakan daerah yang berada di kawasan dataran tinggi. Semakin tinggi suatu daerah, kadar yodium yang dapat diperoleh pun semakin sedikit. Hal ini dikarenakan, daerah yang berada di dataran tinggi kandungan yodium yang terdapat pada air dan tanah terkikis oleh air hujan sehingga terbawa ke dataran yang lebh rendah. Bahan makanan yang memiliki kandungan yodium cukup contohnya terdapat pada ikan laut dan rumput laut. Bahan makanan ikan laut dan rumput laut inilah yang cukup jarang dikonsumsi oleh masyarakat dataran tinggi. Oleh karena itu, pemenuhan yodium dapat dilakukan melalui penggunaan garam beryodium.
Garam merupakan penyedap rasa yang selalu digunakan dalam setiap masakan. Sehingga, masyarakat secara tidak langsung akan mengonsumsi garam setiap hari. Dari mengonsumsi garam inilah masyarakat dapat memperoleh yodium untuk tubuh. Namun masih banyak produsen garam yang hanya memproduksi garam dengan kandungan yodium yang rendah bahkan tidak ada sama sekali. Sehingga masih banyak beredar di pasaran garam yang belum memenuhi kecukupan yodium meskipun pada kemasan telah tertera bahwa kandungan yodium sebesar 30 – 80 ppm. Produsen – produsen garam seperti ini lebih memilih untuk tidak melakukan fortifikasi atau penambahan yodium pada garam untuk menekan biaya produksi sehingga mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Hal ini disebabkan biaya untuk melakukan fortifikasi relatif lebih mahal untuk industri garam skala kecil.
Kenyataan seperti inilah yang membuat masyarakat harus lebih pintar memilih produk garam yang akan dikonsumsi. Memilih produk garam yang baik dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1.    Memilih produk garam yang memiliki merk dan izin produksi. Hal ini disebabkan produk yang bermerk dan memiliki izin produksi telah lolos tes standardisasi oleh pemerintah, dalam hal ini Departemen Perindustrian.
2.    Memilih produk garam yang pada kemasannya dicantumkan bahwa produk tersebut merupakan garam beryodium dengan kandungan 30 – 80 ppm.
3.    Memilih garam yang putih bersih, kemasannya tidak rusak.
Berdasarkan fakta yang telah dijelaskan di atas, kami memilih untuk melaksanakan program penyuluhan mengenai GAKI dan melakukan tes garam keluarga. Pada penyuluhan GAKI diberikan penjelasan mengenai pentingnya yodium, darimana tubuh dapat memperoleh yodium dan apa akibat yang dapat terjadi jika tubuh kekurangan yodium. Selain itu dijelaskan juga mengenai cara memilih garam yang baik dan cara menyimpan garam yang baik.
Kemudian dilakukan juga tes garam keluarga dengan menggunakan cairan yodium test. Cara melakukan tes garam yaitu dengan meneteskan 2 – 3 tetes cairan yodium tes pada sample garam yang telah dibawa sebanyak ½ sendok teh. Jika garam berubah warna menjadi ungu tua, maka garam tersebut mengandung kadar yodium yang baik. Dari 19 sample yang dites, diketahui bahwa keseluruhan garam memiliki kandungan yodium yang cukup. Tes garam juga dapat dilakukan oleh warga dengan cara yang sangat sederhana. Caranya yaitu dengan memarut singkong, kemudian diperas untuk diambil sarinya. Sari singkong ini kemudian diambil sebanyak 1 sendok makan kemudian letakkan pada wadah kering, lalu tambahkan 4 – 6 sendok teh garam yang akan diuji. Setelah itu, tambahkan 2 sendok teh cuka, diaduk, dan amati perubahan warnanya. Kemudian dapat dilihat, jika garam berubah warna menjadi ungu tua, maka garam tersebut telah memiliki kandungan yodium yang baik.

FENOMENA MISTIS BENDUNGAN DUSUN KARANGLO



Dusun Karanglo, Glagahombo, Tegalrejo, Magelang (17/01) - Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.
Bendungan (dam) dan bendung (weir) sebenarnya merupakan struktur yang berbeda. Bendung (weir) adalah struktur bendungan berkepala rendah (lowhead dam), yang berfungsi untuk menaikkan muka air, biasanya terdapat di sungai. Air sungai yang permukaannya dinaikkan akan melimpas melalui puncak / mercu bendung (overflow). Dapat digunakan sebagai pengukur kecepatan aliran air di saluran / sungai dan bisa juga sebagai penggerak pengilingan tradisional di negara-negara Eropa. Di negara dengan sungai yang cukup besar dan deras alirannya, serangkaian bendung dapat dioperasikan membentuk suatu sistem transportasi air. Di Indonesia, bendung dapat digunakan untuk irigasi bila misalnya muka air sungai lebih rendah dari muka tanah yang akan diairi.
Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian. Dalam dunia modern, saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia. Pada zaman dahulu, jika persediaan air melimpah karena tempat yang dekat dengan sungai atau sumber mata air, maka irigasi dilakukan dengan mengalirkan air tersebut ke lahan pertanian. Namun demikian, irigasi juga biasa dilakukan dengan membawa air dengan menggunakan wadah kemudian menuangkan pada tanaman satu per satu. Untuk irigasi dengan model seperti ini di Indonesia biasa disebut menyiram. Sebagaimana telah diungkapkan, dalam dunia modern ini sudah banyak cara yang dapat dilakukan untuk melakukan irigasi dan ini sudah berlangsung sejak Mesir Kuno. (wikipedia bahasa indonesia).

Dam dapat diklasifikasikan menurut struktur, tujuan atau ketinggian.
Berdasarkan struktur dan bahan yang digunakan, bendungan dapat diklasifikasikan sebagai dam kayu, "embankment dam" atau "masonry dam", dengan berbagai subtipenya.
Tujuan dibuatnya termasuk menyediakan air untuk irigasi atau penyediaan air di perkotaan, meningkatkan navigasi, menghasilkan tenaga hidroelektrik, menciptakan tempat rekreasi atau habitat untuk ikan dan hewan lainnya, pencegahan banjir dan menahan pembuangan dari tempat industri seperti pertambangan atau pabrik. Hanya beberapa dam yang dibangun untuk semua tujuan di atas.
Menurut ketinggian, dam besar lebih tinggi dari 15 meter dan dam utama lebih dari 150 m. Sedangkan, dam rendah kurang dari 30 m, dam sedang antara 30 - 100 m, dan dam tinggi lebih dari 100 m.
Kadang-kadang ada yang namanya Bendungan Sadel sebenarnya adalah sebuah dike, yaitu tembok yang dibangun sepanjang sisi danau untuk melindungi tanah di sekelilingnya dari banjir. Ini mirip dengan tanggul, yaitu tembok yang dibuat sepanjang sisi sungai atau air terjun untuk melindungi tanah di sekitarnya dari kebanjiran.
Bendungan Pengecek check dam adalah bendungan kecil yang didisain untuk mengurangi dan mengontrol arus erosi tanah. Bendungan kering dry dam adalah bendungan yang didisain untuk mengontrol banjir. Ia biasanya kering, dan akan menahan air yang bila dibiarkan akan membanjiri daerah dibawahnya.
Dalam hal ini sejumlah mahasiswa UNDIP yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa tersebut berinisiatif untuk meninjau agar hasil panen masyarakat meningkat di Dusun Karanglo, Glagahombo, Tegalrejo, Magelang. Salah satunya yaitu melihat kondisi irigasi di dusun tersebut. Pada saluran irigasi itu terdapat sebuah dam yang keberadaanya sudah tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini dikarenakan pondasinya sudah rusak (bocor) sehingga tidak membendung air dengan baik. Ketika musim kemarau datang, air yang seharusnya masih bisa untuk mengairi sawah, berkurang sangat banyak. Kondisi yang demikian ini menyebabkan seringnya terjadi kekeringan, dan parahnya hal ini menyebabkan perkelahian antar petani yang berebut air untuk irigasi, dan sering ada korban luka, karena saling tinju antar warga. Peristiwa ini tidak hanya sekali saja terjadi, hampir setiap musim kemarau selalu saja terulang.
Menurut Bp Maryadi, kerusakan dam ini sudah dilaporkan kepada dinas terkait, namun ketika dilakukan pembuatan proposal untuk pengajuan dana, ada hal-hal mistis terjadi, yaitu ketika dilakukan pomoteretan atas kerusakan dam untuk pembuatan proposal pengajuan dana, mendadak kamera tidak bisa mengambil gambar, anehnya lagi ketika menggunakan kamera lain, bisa diambil gambarnya namun ketika diambil gambar dan dicetak, gambar yang diambil menjadi hitam.
Usaha Pak Kadus tidak berhenti di situ saja, beliau mencoba lagi mengambil gambar dan mencetaknya, ketika proposal sudah jadi, dan diajukan ke dinas terkait maka dari pihak dinas terkait melakukan survey ke lokasi, namun anehnya, air pada dam tersebut ketika dilakukan tinjauan lokasi, penuh sampai di atas bibir bendungan. Dinas terkait pun urung untuk mengucurkan dana perbaikan dam di Dusun Karanglo.
Ketika keesokan harinya, sungguh ajaib, air di dam itu kembali habis, yang dikarenakan dam bocor di pondasi. Entah hal ini hanya suatu kejadian yang kebetulan saja atau memang ada hal mistis di bendungan itu.

SEJARAH PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN DESA



Desa Glagahombo secara tertulis ataupun cerita rakyat ( legenda ) tidak memiliki sejarah atupun cerita mengenai asal usul. Namun tidak ada pula administrasi yang menyatakan bahwa Glagahombo berdiri karena pengembangan dari desa lain. Sedangkan sejarah pemerintahan dan pembangunan desa Glagahombo adalah sebagai berikut :
1.     Jauh sebelum kemerdekaan Republik indonesia pemerintah Desa Glagahombo dipimpin oleh Kepala Desa yang berasal dari dusun Kalitengah yakni RADEN RESO TARUNO dan sehubungan dengan masih jaman kolonial Belanda maka belum banyak yang dapat dilakukan dalam pembangunan desa
2.    Kepemimpinan diteruskan oleh Bapak SINGO SENJOYO dari dusun Kemiri hingga tahun 1943 atau menjelang kemerdekaan Republik Indonesia masih dijaman penjajah maka segala sesuatu tidak dapat berjalan secara maksimal artinya pembangunan dalam bidang apapun serba terbatas dan tidak leluasa dan secara administrasi sudah tidak ada catatan ;
3.    Selanjutnya Kepala Desa dijabat oleh Bapak SASTRO DIMEJO dari dusun Karanglo ( tahun 1944 s/d 1970 ) di masa inilah geliat atau kegiatan pembangunan desa dimulai dari sarana ekonomi berupa bendung kali Sono di tiga tempat yakni bendung untuk irigasi dusun Kemiri, bendung irigasi dusun Glagah dan bendung irigasi dusun Kalitengah. Memang belumlah sempurna namun manfaat yang didapat sangatlah besar bagi masyarakat dan juga dilakukan pembangunan sarana perhubungan berupa pelebaran jalan desa dan pembukaan akses lainnya serta kehidupan sosial kemasyarakatan yang tertata.
4.    Pemerintah Desa Glagahombo selanjutnya dipimpin oleh Bapak TASIS BUDI NURYANTO dari dusun Karanglo selama 18 tahun (1971 s/d 1989) dan kegiatan pembangunan yang dilakukan untuk kemajuan desa adalah melakukan pelebaran jalan desa menjadi kurang lebih menjadi 4,5m dari 3m dan sebagaian dilaksanakan pemasangan batu makadam ( di dusun Sanggrahan s/d dusun Glagah, dalam dusun Kalitengah dan dusun Karanglo serta beberapa jembatan penghubung dusun serta gorong gorong). Aspek lain adalah pembangunan Balai Desa sebagai pusat kegiatan pemerintahan dan yang dirintis, diprogram dan dilaksanakan adalah pembangunan ekonomi dan sosial kemasyarakatan.
5.    Periode selanjutnya adalah kurun waktu dari tahun 1990 s/d 2006 pemerintahan desa Glagahombo dipimpin oleh Bapak ZAENAL ABIDIN seorang tokoh muda dari dusun Kemiri dan hal hal yang telah dilaksanakan adalah meneruskan berbagai program sebelumnya antara lain pembangunan jembatan dusun Kemiri dan dusun Glagah, pengerasan jalan (macadam) antara lain jalan desa dan jalan dusun di dusun Karanglo, Kemiri, Sanggrahan dan Glagah serta irigasi di dusun Kemiri, sebagian dusun Glagah dan irigasi dusun Kalitengah serta berbagai bidang pembangunan lainnya.
6.    Mulai Juni tahun 2007 desa Glagahombo dipimpin oleh Bapak SUDARTONO dari dusun Karanglo dengan melakukan pendekatan dan pemberdayaan masyarakat maka tumbuh swadaya serta gotong royong masyarakat yang nilainya tidak sedikit dan sumber anggaran dari bantuan pemerintah kabupaten, propinsi serta pusat sehingga beberapa kegiatan pembangunan dapat dilaksanakan antara lain :
Ø  Pembangunan Kantor Desa sebagai pusat kegiatan pemerintahan desa dan pelayanan masyarakat yang biayanya bersumber dari Alokasi Dana Desa dan gotong royong masyarakat ;
Ø  Betonisasi jalan di dusun Kalitengah, Glagah, Sanggrahan dan  dusun Kemiri yang bersumber dari bantuan Pemerintah Kabupaten dan Provinsi serta gotong royong masyarakat ;
Ø  Pembangunan badan / talud jalan, Senderan dan gorong gorong di dusun Karanglo, Sanggrahan, Kemiri dan Glagah bersumber dari anggaran pemerintah Kabupaten, Provinsi dan Pusat (PNPM) serta gotong royong masyarakat ;
Ø  Pengerasan jalan berupa telasah batu / macadam di dusun Kemiri dan Gumuk ;
Ø  Pembangunan bidang ekonomi antara lain ; Pembangunan saluran irigasi Glagah, Pembangunan cek dam /embung penampung air dan sarana penunjang pertanian (pompa air) ;
Ø  Bantuan bantuan pertanian dari pemerintah Kabupaten dan Provinsi berupa bibit pertanian (padi, jagung), bibit tanaman perkebunan ( durian, sukun, manggis, pisang dsb) serta pupuk baik organik dan kimia ( granole, NPK, organik lainnya)
Ø  Di bidang peningkatan kwalitas petani dan pelaku lainnya melalui Program Pemberdayaan Petani dengan Tehnologi Informasi Pertanian (P3TIP) yang biayanya bersumber dari bantuan Bank Dunia dan Pemerintah Kabupaten.










B.  KONDISI GEOGRAFIS
Desa Glagahombo merupakan salah satu desa di Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah dengan batas desa :
- sebelah utara       : Desa Purwodadi Kecamatan Tegalrejo
- sebelah Timur      : Desa Purwosari dan Desa Dlimas Kecamatan Tegalrejo
- sebelah Selatan    : Desa Banyuurip Kecamatan Tegalrejo
- sebelah Barat       : Desa Ngasem dan Desa Girirejo
    
C.  DEMOGRAFIS DAN KEPENDUDUKAN
1. Jumlah Kepala Keluarga menurut Dusun
NO
DUSUN
JUMLAH
KEPALA KELUARGA
1
Karanglo
199
2
Kemiri
145

Gumuk
23
4
Kalitengah
81
5
Sanggrahan
105
6
Glagah
122





JUMLAH
675

    2. Jumlah penduduk menurut Dusun dan Jenis Kelamin :

NO

Dusun
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
1
Karanglo
363

406

769

2
Kemiri
298

280

578

3
Gumuk
37

41

78

4
Kalitengah
149

138

287

5
Sanggrahan
183

206

389

6
Glagah
206

217

423









JUMLAH
1.236

1.288

2.524


3. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

No
Kelompok Umur (Thn)
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah

0 – 5
98

83

181


6 – 15
197

186

383


16 – 25
184

218

402


26 – 40
297

283

580


41 –59
358

397

755


60 keatas
102

120

222

Jumlah 
1.234

1.288

2.524

Sumber : Sensus Penduduk 2010
     Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa usia produktif (16 s/d 59 tahun) di desa Glagahombo berjumlah 1.737 jiwa(68,8 %). Sedangkan usia non produktif berjumlah .787 jiwa (31,2 %).

2.  Jumlah KK Miskin Menurut Dusun
No
Nama Dusun
Jumlah KK Miskin
1
Karanglo
78
2
Kemiri
60
3
Gumuk
14
4
Kalitengah
39
5
Sanggrahan
60
6
Glagah
48
Jumlah
299

5. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
NO
TINGKATAN
JUMLAH
KET
1
Tidak tamat SD/ belum sekolah
660


2
Tamat SD / sederajat
1.036


3
Tamat SLTP / sederajat
399


4
Tamat SLTA / sederajat
344


5
Tamat Diploma 1 (D.1)
3


6
Tamat Diploma 2 (D.2)
5


7
Tamat Diploma 3 (D.3)
6


8
Tamat Strata 1 (S.1)
58


9
Tamat Strata 2 (S.2)
5


10
Tamat Strata 3 (S.3)
3



Jumlah
2.524


       Sumber : Sensus 2010
          Tingkat pendidikan masyarakat desa Glagahombo kategori baik
1.    Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
NO
MATA PENCAHARIAN
JUMLAH
KETERANGAN
1
PNS
67


2
ABRI/POLRI
8


3
Pensiunan
28


4
Petani
269


5
Swasta
145


6
Pedagang
60


7
Buruh tani
279


8
Tukang batu/kayu
76


9
Profesi lain lain
804


Jumlah
1.737



Sumber: Sensus 2010
       Sebagian masyarakat desa bekerja sebagi petani dan buruh tani serta pekerjaan yang lainya (serabutan)  hal ini dikarenakan kondisi wilayahnya adalah lahan pertanian

. Jumlah Penduduk Menurut Pemeluk Agama
No
Agama
Jumlah
KETERANGAN
1
Islam
2.477  Jiwa

2
Kristen
47  Jiwa

3
Katolik
---

4
Budha
---

5
Hindhu
---

Jumlah
2.524  Jiwa


D. LUAS WILAYAH DAN POLA PENGGUNAAN TANAH
1.  Luas wilayah :
Luas wilayah Desa 212,50 Ha, yang terbagi menjadi 6 Dusun dengan 7 RW dan 26 RT meliputi :
NO
DUSUN
RW
RT
KETERANGAN
1
Karanglo
2
8

2
Kemiri
2
7

3
Gumuk
1
1

4
Kalitengah
3

5
Sanggrahan
1
3

6
Glagah
1
4

JUMLAH
7
26



       2. Peruntukan lahan :
NO
PERUNTUKAN
LUAS ( Ha)
KETERANGAN
1
Pertanian subur
             50

2
Pertanian sedang
             80

3
Pertanian tandus
               0

4
Irigasi / kali
               4

5
Perumahan
             58,8

6
Olah raga
               3

7
Makam
               6

8
Tempat ibadah
               0,5

9
Industri
               0

10
Pendidikan
               2,1

11
Kesehatan
               0,1

12
Jalan umum
               8

       Lahan Sawah          : 90 Ha
                   i.                                    Irigasi Setengah Sederhana : 80 %
                 ii.                                    Irigasi Teknis : 20  %
     Lahan bukan Sawah : 60 Ha
Ø  Tegalan : 60 %
Ø  Sisanya digunakan untuk fasilitas umum antara lain :
Pendidikan, Kesehatan, Olah raga, Jalan, Irigasi, dsb.

E. SARANA DAN PRASARANA DESA
1.   Pemerintah Desa
NO
SARANA
JUMLAH
KETERANGAN
1
Balai Desa
---

2
Kantor Desa
1 bh
Luas 60 m2

2.  Kesehatan
NO
SARANA
JUMLAH
KETERANGAN
1
Rumah Sakit
---

2
Puskesmas
---

3
Puskesmas Pembantu
---

4
PKD
---

5
Polindes
1  bh

6
Bidan
1 org

7
Apotek
---

8
Klinik kesehatan
---

9
Kader Kesehatan
24 org

10
Dukun Bayi dan tukang pijat
7 org



 3. Tempat Ibadah
NO
SARANA
JUMLAH
KETERANGAN
1
Masjid
7 bh

2
Mushola
5 bh

3
Gereja
1 bh


.  Pendidikan
NO
SARANA
JUMLAH
KETERANGAN
1
Play Group / PAUD
1 bh

2
TK
1 bh

3
SD/MI
2 bh
1 lokal kosong
4
SMP
---

5
SMA
---

6
SMK
---

7
PLS (KF,Paket A,Paket B, ,Paket C)
1 bh

        
 5. Olah Raga
NO
SARANA
JUMLAH
KETERANGAN
1
Kolam renang
---

2
Gedung olah raga
---

3
Tenis meja
3 bh

4
Lapangan bola volly
4 bh

5
Lapangan bulutangkis
4 bh

6
Lapangan sepak bola
3 bh


 6. Seni
NO
SARANA
JUMLAH
KETERANGAN
1
Gedung pertunjukan
---

2
Studio
---

3
Grup Kesenian Jantilan
2 group
Kemiri,Sanggrahan
4
Grup Topeng Ireng
1 group
Karanglo
5
Seni Karawitan
1 group
Karanglo
6
Ketoprak
1 group
Kemiri / Karanglo
7
Rebana
2 group
Karanglo/SD
 
   7. Pemakaman Umum
NO
SARANA
JUMLAH
KETERANGAN
1
Makam muslim / Islam
13 bh

   8. Jalan, jembatan dan irigasi dan sumber air lainnya
NO
SARANA
JUMLAH
KETERANGAN
1
Jalan Poros desa
8 km

2
Jalan lingkungan
6,2 km

3
Jembatan desa
3 bh

4
Gorong-gorong
16 bh

5
Irigasi desa
7 km

6
Bendungan / Dam
3 bh

7
Tetek pintu air
4 km

8
Cek dam/ embung
1 bh

9
Pemandian Umum
1 bh

10
Sumur pantek/sumur dangkal
76 bh


D.  KONDISI PEREKONOMIAN
1.  Industri dan Perdagangan
NO
JENIS
JUMLAH
KETERANGAN
1
Produsen makanan ringan dan Tahu
8 bh

2
Kerajinan bambu (souvenir)
2 bh

3
Kerajinan Kayu (souvenir)


4
Warung kelontong
10 bh

5
Produsen bata merah
3 bh